Jejaring sosial bisa mempertemukan semuanya, tapi perlu diwaspadai.
Mantan wartawati penerbitan nasional bertemu jodohnya melalui internet. Ya, dia dengan sedikit malu-malu bercerita bahwa sosok lelaki asal Flores, Nusa Tenggara Timur, yang akhirnya menjadi suaminya bertemu melalui media internet. Perhelatan pernikahan dilangsungkan di Kertosono, Nganjuk, tempat asal mantan wartawati itu.
"Alhamdulillah, kami diberi jodoh. Mudah-mudahan langgeng,” tutur mantan wartawati berjilbab yang tak mau dipublikasikan itu. Mereka kini bahagia dan menetap di Bekasi, Jawa Barat, tempat suaminya bekerja.
Pasangan ini dipertemukan melalui internet, lebih spesifiknya mailing list (milist). Tapi tak jarang juga pasangan yang bertemu lewat surat elektronik, jejaring sosial, maupin microblogging. Mungkin itu menjadi salah satu media ampuh pertemanan, mendekatkan, hingga mempertemukan mereka yang terpisah berkilo-kilo meter. Pertemuan pasangan itu merupakan salah satu contoh positif dari jejaring sosial.
Nah bagaimana dengan efek lainnya? Simak pula fenomena video 'Keong Racun' yang mendunia dan menjadi trending topic di Twitter. Ya, Indonesia boleh berbangga hati. Sebab, tak cuma berita soal kasus video mesum Ariel 'Peterpan' yang bisa mendunia, yang dipelesetkan menjadi 'Ariel Peterporn.' Kabar duet lipsync ‘Keong Racun’ Sinta dan Jojo juga ramai diberitakan media asing.
Yang lain, Koin Peduli Prita. Kasus yang akhirnya mampu menggerakkan masyarakat untuk peduli sesama saat tertimpa musibah, seperti yang dialami Prita Mulyasari. Itu bermula curhat (curahan hati) ibu dua anak yang akhirnya memembawanya ke Lembaga Pemasyarakatan Wanita Tangerang, Banten. Ini gara-gara curhat kebobrokan layanan RS Omni Internasional melalui surat elektronik menyebar.
Kisah Prita diawali ketika ia dirawat di unit gawat darurat RS Omni, 7 Agustus 2008. Selama perawatan, Prita tidak puas dengan layanan yang diberikan. Ketidakpuasan itu dituliskannya dalam sebuah surat elektronik dan menyebar secara berantai dari milis ke milis.
Surat elektronik itu membuat Omni berang. Pihak rumah sakit beranggapan Prita telah mencemarkan nama baik rumah sakit tersebut. Prita divonis bersalah terkena denda Rp204 juta. Sejumlah blogger pun akhirnya terpanggil mengumpulkan koin untuk membayar denda prita.
Gerakan koin untuk Prita Mulyasari tidak sekedar fenomena biasa. Masyarakat telah menemukan cara sendiri untuk melawan ketidakadilan. “Fenomena ini simbol perlawanan rakyat terhadap ketidakadilan," kata Busyro Muqoddas yang kala itu masih jadi ketua Komisi Yudisial Ketua Komisi Yudisial.
Kasus berikutnya adalah koin untuk Bilqis. Bayi berusia 17 bulan, Bilqis Anindya Passa, mengidap penyakit atresia bilier, saluran empedu tidak terbentuk. Untuk menyembuhkannya, dokter harus mengoperasi dengan biaya Rp1 miliar.
Dari kedua kasus ini akan mudah ditiru untuk berpangku tangan. Sedikit-sedikit menggalang dana. Fenomena koin Prita atau pun Bilqis ini akan berdampak buruk bagi masyarakat.
Di tengah demam jejaraing sosial, teknologi ini juga menyimpan dampak negatif. Seperti pemberitaan soal kaburnya gadis-gadis remaja dengan teman di jejaring sosialnya. Karena itu, butuh peran orangtua sebagi kontrol.
Apalagi, jejaring sosial juga makin sering menampilkan hal-hal vulgar. Terbaru, artis Rahma Ashari membuat heboh dengan mengunggah foto-foto mesra di Twitter. Foto ini diambil bersama pelatih Timnas Filipina, Simon McMenemy.
Ya, sekali lagi fenomena jejaring sosial begitu menakjubkan, bahkan hingga ke pelosok desa pun mereka bisa terimbas. Sekarang bergantung kita untuk menyikapi semuanya, terutama menghadapi tahun 2011 nanti. Harus memiliki pagar dan ketahanan mental yang kukuh agar terhindar dari dampak negatif media canggih itu. (Edy Triono Jatmiko l Surabaya Post)
http://teknologi.vivanews.com/news/read/195617-jejaring-sosial--antara-positif-dan-negatif