DUNIA ISLAM. Menteri Intelijen Iran, Heidar Moslehi, mengatakan bahwa Republik Iran berhasil melampaui badan intelijen Israel Mossad, yang didukung oleh AS dan negara-negara Barat.
Iran berhasil menyusup ke dalam sistem informasi Mossad dan mengenali serta membongkar jaringannya yang berbeda.
Komentar Moslehi itu keluar setelah Kementerian Intelijen Iran mengatakan pada hari Senin (10/1) telah membongkar jaringan mata-mata dan menahan pelaku utama dalam pembunuhan Dr. Massoud Ali Mohammadi, seorang ilmuwan nuklir Iran dan pengajar di Universitas Teheran.
Salah satu teroris yang ditahan, Majid Jamali-Fash, mengakui bahwa dia telah menerima pelatihan di sebuah pangkalan militer di luar Tel Aviv.
Pada tanggal 12 Juli, ilmuwan fisika nuklir Iran itu dibunuh dalam sebuah serangan bom di ibukota Iran, Teheran. Pengeboman terjadi di dekat rumah sang profesor di utara Teheran.
"Salah satu pencapaian terbesar kami adalah penetrasi ke dalam sistem intelijen Mossad yang memungkinkan kami untuk mengenali karakter langkah-langkah mereka," ujar menteri Iran.
"Jaringan mata-mata dan teror bekerja sebagai sel yang berarti mereka tidak punya informasi tentang aktivitas satu sama lain dan mereka juga tidak saling mengenal," ujar Moslehi.
Dia juga memperingatkan ancaman terhadap ilmuwan-ilmuwan top di negara-negara kawasan, mengatakan, "Semua ilmuwan terdepan berisiko terhadap ancaman dari badan keamanan rezim Zionis."
Dia menekankan bahwa Israel menentang kemajuan ilmiah negara-negara Muslim dan kawasan. "Kami merasa bertanggung jawab untuk memberikan informasi ke negara-negara Muslim dan kawasan lain tentang gerakan yang diambil rezim Zionis."
Menteri menunjukkan bahwa Israel adalah rezim yang eksistensinya didasarkan pada teror, horor, dan pendudukan dan menekankan bahwa Republik Iran pasti akan mengadopsi langkah-langkah intelijen untuk melawan Israel.
Moslehi mengatakan bahwa hasutan dari para musuh setelah pemilihan presiden tahun 2009 di Iran meningkatkan harapan musuh dan mendesak para pemimpin hasutan untuk memberikan penjelasan tentang peran mereka dalam menciptakan celah intelijen yang menimbulkan kerusakan semacam itu pada negara.
"Berkenaan dengan celah intelijen yang diciptakan di Republik Iran dalam gerakan hasutan tahun lalu, musuh mengira bisa menggunakan kesempatan itu untuk meraih sukses sementara badan intelijen Iran terlibat dalam hasutan itu," ujarnya.
Moslehi memperingatkan negara-negara kawasan yang bekerjasama dengan Israel bahwa setiap fasilitas yang mereka sediakan untuk rezim dianggap sebagai ancaman terhadap Iran dan seluruh kawasan.
"Negara-negara itu akan berubah menjadi basis untuk langkah-langkah teroris dari rezim Zionis,"