Jika Anda berencana melakukan perjalanan ke Bali
untuk pertama kalinya, berikut beberapa Tips Praktis Merencanakan Wisata di
Bali.
Naik apa ke Bali?
Sangat mudah memilih moda transportasi menuju Bali.
Ada banyak cara menuju Bali. Paling gampang tentu saja naik pesawat.
Tiket-tiket promo dengan harga di bawah Rp 400.000
sekali jalan sudah banyak ditawarkan. Semua maskapai Indonesia pernah
menawarkan tiket-tiket murah ini. Pastikan Anda memesannya jauh-jauh hari,
bahkan satu tahun sebelumnya untuk mendapatkan tiket murah.
Jalur lainnya adalah melalui darat, Anda bisa naik
bus menuju Bali, terutama jika Anda tinggal di Pulau Jawa, Nusa Tenggara Barat,
dan Nusa Tenggara Timur. Harganya variatif tergantung jaraknya. Dari Jakarta ke
Bali biasanya sekitar Rp 300.000.
Kapan waktu terbaik datang ke Bali?
Sepanjang tahun merupakan waktu yang baik untuk
berwisata ke Bali. Hal ini karena Bali menawarkan beragam aktivitas dan tempat
wisata. Di kala hujan, Anda bisa saja mengunjungi museum dan pusat kesenian.
Namun, jika Anda mengincar pantai atau wisata bahari
dan gunung, maka pilih di musim-musim kemarau atau bulan-bulan minim hujan,
sekitar antara April sampai September.
Selain itu, Anda perlu memperhatikan musim padat
kunjungan atau high season maupun peak season. Di masa-masa ini, harga-harga
akan naik, terutama untuk tiket pesawat, rental mobil, dan akomodasi. Kenaikan
harga bisa mencapai 25 persen. Musim padat kunjungan adalah pada bulan
Juni-Agustus dan November-Januari.
Tak hanya harga yang naik, saat ini pun Bali akan
ramai dipadati turis. Jadi bersiap untuk kondisi jalanan yang lebih macet dan
obyek wisata yang lebih ramai.
Menginap di mana?
Nah, sebelum Anda mencari tahu akomodasi di Bali,
tanyakan terlebih dahulu, daerah mana di Bali yang ingin Anda kunjungi.
Biasanya, untuk turis yang pertama kali ke Bali akan langsung menuju daerah
selatan Bali yang memang pusat keramaian wisata di Bali.
Daerah selatan yang tenar adalah kawasan Kuta. Di
Kuta banyak tempat penginapan. Sesuaikan dengan bujet yang Anda miliki. Jika
Anda mencari penginapan murah di bawah Rp 300.000 per malam, Anda bisa
mencarinya di kawasan sekitar Gang Poppies (1 dan 2), Jalan Three Brothers,
Jalan Raya Tuban, Gang Puspa Ayu, sampai Jalan Bakung Sari.
Masuk ke gang-gang kecil dari jalan utama seperti
Jalan Raya Kuta dan Jalan Raya Tuban, maka Anda akan menemukan hotel-hotel
kecil ala guesthouse yang murah. Beberapa malah seperti kos-kosan dengan harga
bisa di bawah Rp 100.000.
Mau yang lebih mewah?
Hotel-hotel berbintang pun bisa Anda temukan di
kawasan Jalan Kartika Plaza, Jalan Legian, dan Jalan Raya Kuta. Vila-vila yang
menawarkan privasi dapat Anda temukan di kawasan Seminyak seperti di Jalan
Drupadi.
Mencari hotel bisa sebaiknya berdasarkan rekomendasi
kenalan yang pernah menginap di hotel tersebut sebelumnya. Atau, jika Anda
nekat baru mencari hotel saat tiba di Bali, tanyakan saja pada supir taksi
tempat menginap yang bisa ia rekomendasikan.
Harus menginap di Kuta?
Jika Anda tidak terlalu senang dengan keramaian dan
hingar bingar khas Kuta, Anda bisa pilih destinasi lain di Bali. Coba daerah
Sanur, Jimbaran, dan Nusa Dua yang lebih tenang.
Ketiganya berdekatan dengan pantai. Hanya saja
hotel-hotel di Nusa Dua tergolong mahal karena berkonsep kawasan resor. Anda
juga bisa memilih menginap di kawasan Ubud yang terkesan masih alami. Namun tak
ada pantai di kawasan ini. Hanya saja, Ubud berada di kabupaten Gianyar.
Gianyar memiliki banyak obyek wisata yang menarik,
seperti kebun binatang, taman safari, wisata budaya, gunung, sampai pantai.
Pilihan lain adalah kawasan Lovina, Singaraja, Harga-harga di sini masih murah,
baik hotel maupun makanan. Namun jaraknya jauh dari bandara, sekitar tiga jam.
Di timur Bali, daya tarik paling dominan adalah
kawasan Candidasa di Karangasem dengan pantainya yang masih relatif tak ramai.
Banyak penginapan murah maupun resor mahal di kawasan ini. Pilihan lain adalah
Nusa Lembongan.
Sementara Bali Barat, Anda bisa mencoba menginap di
kawasan Canggu yang terkenal sebagai tempat selancar atau di sekitar Tanah Lot.
Jika Anda penyuka gunung dan udara sejuk, kawasan Jatiluwih atau di seputar
Gunung Batukaru bisa menjadi pilihan. Kawasan ini pun relatif masih sepi.
Naik apa di Bali?
Transportasi umum seperti angkutan umum atau biasa
disebut di Bali dengan bemo, relatif susah. Armadanya sedikit dan jamnya tak
tentu. Jika Anda sudah terbiasa dengan Bali, naik bemo dan bus Trans Sarbagita
memang bisa menjadi pilihan.
Namun jika ini pengalaman pertama kali Anda ke Bali,
sebaiknya sewa mobil. Pilihan mobil untuk disewa beragam. Paling murah kisaran
mulai dari Rp 200.000 sudah termasuk supir, namun belum termasuk bensin. Harga
tergantung jenis mobil yang disewa.
Ada baiknya Anda menyewa mobil sekaligus jasa supir,
selain menghemat waktu tidak tersesat di jalan, Anda bisa mendapatkan
rekomendasi pilihan-pilihan tempat wisata dan rumah makan.
Perlu diingat, sewa mobil dengan supir di Bali hanya
untuk 10 jam. Jika pemakaian lebih dari 10 jam, maka penyewa dikenakan biaya
tambahan per jam. Untuk mencari sewa mobil sangat mudah, Anda bisa lakukan
reservasi melalui online.
Cara lain adalah mencari sewa mobil di bandara
ataupun sekitar tempat menginap. Setiap rental mobil biasanya mematok harga
tidak jauh berbeda. Namun ada baiknya Anda melalukan sedikit survey untuk
mendapatkan harga terbaik.
Pilihan lain adalah menyewa sepeda motor, namun
repot jika Anda tak tahu jalan. Bisa juga dengan naik ojek. Negosiasikan
harganya untuk mengantar Anda berkeliling seharian. Pilihan ojek cocok jika
Anda berwisata sendirian.
Naik taksi bisa menjadi pilihan untuk mengantar Anda
dari bandara ke hotel atau sebaliknya. Taksi di Bali relatif aman, termasuk
taksi-taksi lokal Bali. Pilih taksi dengan argometer. Anda bisa juga manfaatkan
fasilitas mobil antar jemput yang ada di hotel.
Makan di mana?
Mau yang mahal atau yang murah, mau yang lokal khas
masakan Indonesia atau masakan asing, semua bisa Anda temukan di Bali.
Namun, berhati-hatilah jika Anda mencari masakan
halal. Paling aman, cari rumah makan seperti rumah makan Padang, warung bakso,
dan sebagainya. Untuk restoran, Anda bisa menanyakan terlebih dahulu untuk
menu-menu halal.
Kawasan Jalan Raya Tuban dan Jalan Teuku Umar
termasuk yang terkenal untuk wisata kuliner berupa makanan nusantara dan halal.
Coba juga makanan khas Bali berupa nasi jinggo yang mirip seperti nasi kucing
ala Yogyakarta.
Isinya hanya nasi, kacang tempe, ayam suwir, dan
sambal. Sudah pasti halal dan harganya pun murah, hanya sekitar Rp 2.000.
Tetapi tak cukup satu jika memakan nasi jinggo.
Bagaimana kalau menginjak banten?
Banten atau sajen berupa bunga dan persembahan
lainnya dalam wadah janur (canang sari) biasa diletakkan di pintu masuk dan
area-area yang sering dilalui orang. Seringkali muncul pertanyaan bagaimana
kalau tidak sengaja terinjak.
Sebenarnya tidak masalah jika memang Anda tak
sengaja menginjaknya. Jika Anda menginjaknya di depan pemilik atau penjaga toko
atau tempat sajen itu diletakkan, cukup berkata ”maaf”.
Sebaiknya saat berjalan, hindari dengan melewatinya,
jangan sampai Anda malah sengaja menginjaknya. Sama halnya dengan saat Anda
berkunjung ke pura atau tempat-tempat yang dianggap suci oleh masyarakat
setempat.
Hargai dan ikuti istiadat setempat. Gunakan pakaian
yang sopan. Jika Anda mengenakan celana pendek, pakailah sarung atau kain.
Beberapa tempat juga mewajibkan Anda mengenakan kain sarung dan senteng.
Jangan berjalan di depan orang yang sedang
bersembahyang ataupun memotret dengan flash saat upacara berlanjung. Untuk
perempuan, jangan masuk ke dalam saat sedang datang bulan.
Sumber : Kompas