900 Juta Pengguna Internet Explorer Dalam Bahaya

Sebanyak 900 juta pengguna yang menggunakan Internet Explorer tengah berada dalam keadaan kritis dan bahaya.

Microsoft menyatakan bahwa ditemukan celah (bug) yang dapat dimanfaatkan oleh para peretas dalam layanan browser mereka.


Perusahaan raksasa ini menemukan kegagalan Windows yang bisa dimanfaatkan pembajak internet mencuri informasi pribadi dan mengambil alih komputer. Cacat ini berpotensi mempengaruhi semua pengguna Internet Explorer.

"Kami menyadari informasi yang dipublikasikan dan bukti kode dari bug di IE yang mencoba untuk mengeksploitasi celah ini, tapi kami belum melihat adanya indikasi eksploitasi aktif," terang Juru bicara Microsoft, Angela Gunn, seperti diberitakan Tech Eye.

Gunn juga menambahkan bahwa bisa saja celah keamanan ini menginfeksi seluruh platform buatan Windows, mulai dari Windows XP, Windows Vista, Windows 7, Windows Server 2003 dan Windows Server 2008. Ini artinya hampir semua pengguna Windows yang menggunakan alat peramban ini tengah menghadapi krisis.
Kesalahan terletak pada protokol handler MHTML, yang digunakan oleh aplikasi untuk membuat beberapa jenis dokumen. 

Menurut pernyataan, penyerang bisa membangun link HTML yang dirancang untuk memicu skrip berbahaya dan kemudian membujuk pengguna yang ditargetkan untuk mengklik situs yang telah disusupi tersebut.

"Hacker bisa membangun link HTML untuk menjebak dan mencuri identitas korban," katanya.

"Tim keamanan kami memberikan solusi dengan merekomendasikan pelanggan kami untuk menerapkan 'mengunci' protokol MHTML. Kami menyediakan Microsoft Fix untuk lebih mengotomatisasi instalasi, "kata Gunn.

Sampai saat ini belum ada korban yang berjatuhan karena lubang di alat peramban tersebut. Namun Microsoft tetap meminta agar penggunanya tetap waspada.

Firefox, Google Chrome dan Safari tidak terpengaruh dengan ancaman. Tidak seperti Internet Explorer, web browser tersebut tidak didukung dengan data MHTMKL, pusat masalah. Kegagalan tampaknya berdampak pada cara Internet Explorer menangani beberapa halaman web.

Meskipun begitu, seperti diberitakan Daily Mail, tampaknya masalah hanya terletak pada Windows. Mungkin Microsoft tidak ingin para pengguna berpindah ke browser lain.

Semua pengguna Windows, terutama yang memanfaatkan Internet Explorer, diminta mengunduh (download) sistem keamanan perusahaan untuk mengatasi masalah. (ar/ok/inl) www.suaramedia.com