Inilah Proses Tsunami dan Pengertiannya

Gempa bumi berkekuatan 9 skala Richter disertai tsunami telah mengguncang Jepang pada 11 Maret 2011. Pusat gempa tepat berada 130 kilometer (km) di lepas pantai timur kota Sendai atau 400 km di timur laut kota Tokyo pada kedalaman 24,4 km.

Apa arti dari tsunami itu? Banyak orang yang berpikir bila tsunami itu adalah suatu bencana yang muncul karena adanya ombak di laut yang begitu besar dan mampu menerjang apa saja yang dilewatinya.

Sebenarnya anggapan ini kurang tepat, meski tidak seluruhnya salah. Karena memang kata tsunami sendiri berasal dari kata tsu yang artinya pelabuhan dan nami yang mengandung maksud gelombang. Kedua kata ini kalau diartikan secara benar adalah suatu peristiwa (bencana) yang terjadi akibat adanya gelombang di laut yang besar dan tinggi menuju daerah pesisir atau pinggiran pantai. Sebelum proses tsunami terjadi selalu ada gempa bumi, gunung berapi yang sedang meletus atau tanah yang longsor di dalam laut bagian dasar serta dampak dari meteorit.

Bencana tsunami tidak bisa disamakan dengan angin lesus atau badai yang disertai dengan hujan deras maupun topan keras yang mampu membuat hancur rumah serta menewaskan banyak orang. Dan yang perlu diketahui, tsunami juga bukan gelombang yang besar dan disertai dengan angin yang keras serta kuat yang asalnya dari dalam laut.

Proses Tsunami

Lalu bagaimana tsunami bisa terjadi? Proses tsunami diawali dengan bencana gunung yang mengeluarkan letusan atau kelongsoran tanah. Ini terjadi di laut yang paling dalam di bagian dasar. Kejadian ini selanjutnya akan menimbulkan suatu gerakan yang disebut meteorit. Akibatnya adalah air di laut terus bergerak dengan cepat dan terjadilah dengan apa yang dinamakan deformasi vertikal di kedalaman laut dan menimbulkan adanya perbedaan sangat tinggi di permukaan atas laut.

Agar bisa mendapat keseimbangannya kembali, maka muncul ombak laut atau gelombang yang tingginya bisa mencapai limapuluh meter, Sementara panjang dari gelombang yang dihasilkan bisa sampai ribuan kilo meter jaraknya dan pergerakannya dapat mencapai limaratus hingga seribu kilometer hanya dalam rentang waktu satu jam saja. Selanjutnya gelombang raksasa ini akan bisa menghancurkan pantai maupun pelabuhan yang paling dekat dengan membutuhkan waktu hanya sepuluh hingga tigapuluh menit saja setelah proses tsunami terjadi.

Ombak tsunami yang bergerak dari dalam laut menuju ke permukaan bukan hanya membawa air bah saja. Namun juga disertai dengan material yang berasal dari dalam laut. Kebanyakan dari material ini adalah lumpur yang warnanya hitam gelap. Gelombang raksasa dan meterial yang dibawanya ini bergerak secara terus menerus dan ketika sampai di pelabuhan atau pantai kekuatan yang dimilikinya bisa menjadi lebih besar lagi. Maka hasil dari proses tsunami ini hanyalah bencana yang juga tidak kalah dasyatnya.

Contoh yang paling nyata adalah bencana tsunami yang terjadi di propinsi Aceh beberapa tahun yang lalu. Bukan hanya ribuan, namun ratusan ribu orang harus kehilangan sanak famili dan orang-orang yang dicintainya karena dihajar oleh tsunami hingga harus kehilangan nyawa. Dan semua mayat korban tsunami selalu terlihat sangat kotor dan berwarna hitam karena terkena meterial lumpur. Rasa sedih ini makin meyayat hati ketika melihat bentuk kepedihan yang lain, yaitu kota yang selama ini menjadi tempat tinggalnya hancur tanpa sisa.

Dikutip dari : http://www.anneahira.com/