Tips Berbisnis Dengan Timur Tengah. Para pebisnis Indonesia sebaiknya sudah harus siap dengan profil perusahaan dan proyek yang ditawarkan bila ingin berbisnis dengan pengusaha di Uni Emirat Arab (UEA). Selain itu, mereka harus memilih waktu dan cuaca yang tepat bila ingin sukses berbisnis dengan mitra-mitra Arab.
Tips menjalin hubungan dengan pengusaha arab itu ditulis Duta Besar Indonesia untuk UEA, M. Wahid Supriyadi bersama staf KBRI di Abu Dhabi. Dalam buku yang berjudul "Panduan Bisnis di Persatuan Emirat Arab" tersebut, dijelaskan bahwa pengusaha UEA umumnya sangat straight-forward (lugas) dan efektif.
Mereka ingin kesepakatan bisnis bisa dilakukan pada kesempatan pertama. "Dengan demikian, pengusaha Indonesia yang ingin melakukan kontak sudah harus siap dengan profil perusahaan dan proyek yang ditawarkan. Sebagian besar pengusahan UEA berpendidikan Barat dan sangat profesional di bidangnya," tulis buku itu.
Waktu yang terbaik untuk melakukan kegiatan bisnis adalah antara hari Senin hingga Rabu, siang atau malam hari. "Biasanya, masyarakat lokal selalu menghindari kegiatan-kegiatan pada awal atau akhir pekan, seperti hari Minggu atau Kamis," tulis panduan itu.
Maka, saran KBRI, hindari membuat jadwal bisnis di hari-hari libur, yaitu antara Jum'at hingga Minggu. Selain itu, hindari melakukan kontak bisnis selama musim panas, antara Juli hingga September atau selama bulan Ramadhan. "Pada musim panas, umumnya pengusaha UEA melakukan liburan panjang," ujar KBRI.
Wahid menambahkan, sebagai salah satu negara termakmur di dunia, dengan tingkat daya beli yang tinggi, serta memiliki produk domestik bruto sekitar US$252 miliar, peluang ekspor produk Indonesia di pasar UEA masih sangat terbuka.
"Kedua negara sebenarnya punya hubungan kultural yang erat, namun eratnya hubungan ini belum terlihat secara nyata di bidang ekonomi, perdagangan, dan investasi," kata Wahid.
Padahal, UEA merupakan ekonomi kedua terbesar di kawasan Teluk setelah Arab Saudi dan pengimpor barang terbesar di Timur Tengah - dengan volume sekitar US$60 miliar. Banyak yang kurang menyadari bahwa sekitar 70 persen impor UEA diekspor lagi ke negara-negara lain di Timur Tengah, Asia Selatan, dan Eropa.
Sumber : Vivanews